MENYIBAK KABUT DI PUNCAK RAUNG

Terletak diantara kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Gunung api raksasa yang bersandar disebelah timur dari gugusan gunung api kearah barat laut tenggara dengan kaldera berbentuk elips sedalam 500 meter serta tinggi kerucut 100 meter  ini menyimpan keindahan alam yang sangat menawan, Gunung Raung yang memiliki ketinggian kurang lebih 3332 mdpl masih sering mengeluarkan api dan selalu berasap. Gunung Raung termasuk gunung tua dengan banyak puncak kecil, keindahanya ini dapat kita lihat dari pulau bali tepatnya ketika kita berada di pantai Lovina Beach pada akhir siang atau ketika sunset di Lovina Beach.
Mitos Keangkeran Gunung Raung

Keangkeran Gunung ini dapat terlihat
dari nama-nama pos yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin, semua itu mempunyai sejarah sehingga dinamakan demikian. Pondok Sumur misalnya terdapat sumur yang dipakai oleh seorang pertapa sakti asal Gresik hanya saja secara kasat mata, Pondok Demit diyakini adalah tempat para lelembut melakukan aktivitas jual beli (pasar setan), sedangkan Pondok Mayit, dulu pernah ditemukan seseorang mayat yang menggantung disebuah pohon, tak jauh dari Pondok Mayit adalah Pondok Angin, dimana tempat ini menyajikan pemandangan memukau kareana letaknya yang berada dipuncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam kota bondowoso dan situbondo. Namun, ditempat ini angin bertiup sangat kencang dan seperti meraung-raung di pendengaran karena itulah Gunung itu dinamakan Raung. Konon Pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk keajaiban gaib yang dipimpin oleh pangeran Tawangulun seorang anak raja kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung.

Jalur Pendakian

Rute yang paling umum adalah lewat bondowoso menuju desa sumberwringin yang terletak lereng barat laut. Dari desa ini kita akan menuju pondok motor (+_ 7 km) sekitar 3-4 jam melewati pemukiman penduduk, lading jagung, kebun kopi dan hutan pinus. Dari pondok motor dengan ketringgian 1300 mdpl, kita menuju pondok sumur dengan jalur naik, turun dan berbelok-belok kurang lebih 3 jam kita akan sampai di pondok sumur (1780 mdpl). Mulai dari pos ini, kemiringan lerang 20-30, sekitar 3 jam sampai di pos berikutnya yaitu Pondok Demit, di perjalanan akan ditemui jenis vegetasi Montana (1500-2400 mdpl), padang ilalang dan vegetasi cemara. Dari Pondok Demit menuju Pondok Mayit kurang lebih1 jam perjalanan dengan medan yang curam, Pondok Mayit yang terletak diketinggian kurang lebih 2510 mdpl cukup luas untuk flying camp dan terlindung dari tiupan angin. Setelah itu menuju ke Pondok Angin 2750 mdpl, disepanjang jalan masih ditemui pohon cemara , merupakan hutan yang tingkat keragamanya jenis sangat rendah dengan pohon-pohon kerdil, di Pondok Angin yang merupakan pos terakhir untuk menuju puncak, vegetasi cemara masih ditemui sampai batas vegetasi, dilanjutkan dengan medan batu cadas yang tidak terlalu terjal.

Melewatipunggungan batu cadas kemudian jalan sempit dengan kanan kiri lereng curam tanpa penghalang, karena itu sebaiknya tidak membawa carrier. Jarak tempuh 1 jam dari Pondok Angin sampai puncak yang berupa teras pasir dengan dinding tebing menggelilingi lubang kaldera, kondisi gigir puncak batu tebing campur kerikil pasir, mudah longsor, untuk mencapai puncak tertinggi sangat berbahaya karena harus menyusuri punggungan sempit dan terjal. Lereng dengan kemiringan mencapai 90 derajat berupa cadas dan pasir.

Dari puncak inilah akan terlihat disebelah barat pegunungan tengger dengan puncak Semeru yang sering kali menggeluarkan asap, didepan Guung Argopuro nan megah, tampak pula kawah ijen, pantai utara jawa timur dan deretan gunung di pulau Dewata yang bertahta awan.

Beberapa Pencinta Alam……

Keadaan alam yang indah serta penuh dengan tantangan, maka tidak heran beberapa pencinta alam tertarik untuk mengapai puncak tertinggi antara lain : PATAGA UNTAG Surabaya, Agustus 2002 dengan rute dari kalibaru –gunung wates- puncak 17-summit. Dengan meninggalkan papan seng dengan catatan 3344m. Tanpa ditemukan  air dengan waktu tempuh 13 hari, dengan tali 50 meter, webbing serta jumlah personel sebanyak 8-9 orang. MAPALA UI, Jakarta tanggal 2 Mei 2003 dengan rute Glenmore (desa Sengonan) – Puncak Glenmore (puncak tertinggi ke-2)-menyusuri kawah selatan- puncak untung summit. Berhasil menemukan air di cerukkan batu diketinggian 3100an waktu tempuh selama 7 hari dan jumlah personil 3 orang ditambah seorang porter, dengan tali 50 m, alat panjat, ice axe serta pasak (kin pin ice). MAHAPENA, jember pada tahun 2003 juga mencoba jalur selatan untuk try out ekspedisi G. Bayu Balease. Berhasil mencapai puncak dengan alat pemanjatan dalam waktu 4 hari dengan kekuatan personil 7 orang. MAPALA GUNADHARMA, Jakarta mencoba dari sisi timur dengan jalur Mlaten-suket-Puncakn Raung, gagal karena persediaan air. Dan sekarang sudah banyak MAPALA yang mencapai puncak sejati.

0 komentar:

Komentar

Popular Posts

Pengikut